Perbandingan Puisi Angkatan 1966 dengan Puisi Angkatan 2000 an
- PUISI ANGKATAN 1966 :
Karya Aspar Paturusi
Jangan tangisi dendam kemarau pada air
Haus demi haus kita telan bersama darah
Adakah itu darah ibu, saudara, dan anakmu
Hiruplah air mata duka yang tercurah ke bumi
Yang tak kering sekalipun dilandan kemarau panjang
Bahkan kian mengalir hingga halamanmu tergenang
Begitu tangguh ketabahanmu ruang demi ruang tumbang
Jangan tangisi dendam kemarau kepada air
Luka demi luka kita rasakan perihnya
Adakah itu darah ibu, saudara, dan anakmu
- PUISI ANGKATAN 2000-AN :
Karya Habiburrahman El Shirazy
ya Allah
kekalkan cinta kami di dunia dan akhirat
ya Allah
masukkan kami ke dalam surga firdaus-Mu
agar kami dapat terus bercinta selama-lamanya
ya Allah
berikan sentuhan cinta-Mu yang agung
tiada kuasa aku berbuat
kecuali bersujud kepada-Mu
Illahi, setiap kali bila kurenungkan kemurahan-Mu
yang begitu sederhana mendalam
akupun tergugu
dan membulatkan sembahku pada-Mu
Perbandingan antara puisi angkatan 1966 dengan angkatan 2000 an :
1. Figura Bahasa
Pada contoh puisi angkatan 1966 terdapat pada baris ke-7 "Begitu tangguh ketabahanmu ruang demi ruang tumbang", sedangkan pada contoh puisi angkatan 2000an tidak ada figura bahasa.
2. Kata ambiqutas
2. Kata ambiqutas
Pada contoh puisi angkatan 1966 tidak terdapat kata ambiquitas, sedangkan pada puisi angkatan 2000an terdapat kata ambiquitas yaitu "bercinta".
3. Kata-kata berjiwa
3. Kata-kata berjiwa
Pada contoh puisi angkatan 1966 terdapat pada baris ke-7 "Begitu tangguh ketabahanmu ruang demi ruang tumbang", sedangkan pada contoh puisi angkatan 2000an terdapat kata-kata berjiwa yaitu baris ke-10 "Illahi, setiap kali bila kurenungkan kemurahan-Mu" .
4. Kata Konotatif
Pada contoh puisi angkatan 1966 terdapat pada baris ke-2 "Haus demi haus kita telan bersama darah" dan baris ke-6 "Bahkan kian mengalir hingga halamanmu tergenang", sedangkan pada puisi angkatan 2000 an tidak terdapat kata konotatif.
5. Pengulangan
Pada contoh puisi angkatan 1966 terdapat pengulangan kata pada baris ke-1 dengan baris ke-8 yaitu "Jangan tangisi dendam kemarau pada air" dan baris ke-3 dengan baris ke-10 yaitu "Adakah itu darah ibu, saudara, dan anakmu" sedangkan pada contoh puisi angkatan 2000-an terdapat pada baris ke-1,ke-3, dan ke-6 yaitu "Ya Allah".
Sumber :
Sepenuhnya.10 September 2020.Puisi: Dendam Kemarau (Karya Aspar Paturusi).
Ridwan,Muhammad.23 Juni 2011.Kumpulan Puisi dari Novel AYAT-AYAT CINTA karya : Habiburrahman El Shirazy.
jangan lupa beli nasipadang, di @nasipadangeveryday bisa di order via gojek/grab 😘
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus